Film ”Aku Serius”, yang disutradarai BW Purba Negara (senang disapa BW atau Purba), gagasan pembuatannya tercetus ketika mengetahui bahwa salah satu temannya yang cukup lama menjomblo, akhirnya mendapatkan pasangan melalui situs biro jodoh online. Dari sana, bingkai ceritanya tersusun satu demi satu, kemudian berkembang menjadi keinginan membuat juga semacam sindiran, atau menertawakan diri sendiri dengan cara yang berbeda, dan penyesuaian di sana sini.
BW membuatnya sebagai sindiran untuk mengingatkan penonton dan semacam perenungan, agar siap menertawakan diri sendiri. Seseorang tidak perlu merasa hebat terhadap tindakan yang pernah dilakukan, atau berpura-pura telah melakukan sesuatu, walaupun sebenarnya tidak pernah dilakukan untuk menarik perhatian seseorang. Karena itu, sutradara muda ini mencoba menuangkan angan-angannya itu dalam alur cerita yang dibolak-balik, sebagai gambaran akan keadaan yang terbolak-balik tersebut.
Cara bertutur dengan bahasa sinema seperti itu pernah dilakukan Purba dengan membuat film ”Say Hello to Yellow” pada 2011. Meskipun sedemikian rumitnya permasalahan pada zaman modern ini, menurutnya bukan alasan bagi kita menonjolkan keberadaan diri sendiri dibandingkan dengan orang lain. Karena itu, setelah Say Hello to Yellow sejak enam tahun lalu, BW menyapa kembali penonton dengan ”Aku Serius”. Mereka diajak menyikapi permasalahan secara jernih, apa adanya, kemudian bermawas diri merenunginya.
Cerita yang dituangkan dalam dialog ringan khas remaja, dalam rangkaian adegan yang disusun sedemikian rupa, mewujudkan keinginan Purba untuk melakukan sesuatu yang berbeda. Sejak film dibuka, hubungan yang terbangun antardua pemeran, dapat saling mengisi membawa emosi penonton, juga mengundang tawa. Puncaknya, pada sejumlah adegan yang dibolak-balik menjelang akhir cerita. Diselipkan juga editan rewind credit title yang digunakan untuk mengecoh penonton.
Pembuatan film ”Aku Serius”, dilatarbelakangi maksud ingin menjelaskan bahwa pergaulan di dunia maya yang terjalin dalam jejaring media sosial, pada hakikatnya penuh rekayasa. Kalau tidak bijak menggunakannya, seseorang bisa memanfaatkan (menyalahgunakan) sehingga merugikan orang lain dan diri sendiri. Mestinya, media itu berfungsi sebagai alat yang menghubungkan atau mendekatkan jarak antarorang yang berjauh-jauhan. Meskipun demikian, ketika penggunaannya tidak mempertimbangkan pentingnya menjaga kedekatan itu, dengan melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, seperti tersebut di atas, keadaan malah menjadi renggang.
Purba mengakui bahwa tidak mudah membuat film itu ditengah kesibukannya juga menggarap film lainnya, ”Ziarah”. Dia pun tidak berpikir untuk ikut serta pada festival film. Sebenarnya, BW ingin melakukan perjalanan ke daerah-daerah lain untuk menyebarluaskan filmnya, namun belum tercapai. Meskipun demikian, masyarakat yang ingin memutar filmnya, diberi kesempatan dengan syarat yang cukup mudah. Film ”Aku Serius” yang dirillis pada 2017 ini, produksinya didukung Pusat Pengembangan Perfilman, Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.(hen/ppsf)
|